Jumat, 25 November 2011

DESAIN ERGONOMIS TATA LETAK PERALATAN MEJA KERJA UNTUK MENULIS DAN MENGGUNAKAN KOMPUTER

DESAIN ERGONOMIS TATA LETAK PERALATAN MEJA KERJA UNTUK MENULIS DAN MENGGUNAKAN KOMPUTER

Afi Choirunnisak, Annisa Marta S, Yohannes Delianto, Herni Ratna P.

Diploma Agroindustri, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK

Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang dimensi tubuh manusia. Anthropometri berhubungan erat dengan ergonomi karena kondisi kerja yang ergonomis dapat dicapai dengan menggunakan data antropometri. Dengan desain sistem kerja yang ergonomis dapat dipastikan sistem kerja akan lebih efektif dan efisien, sehingga produktivitas pekerja dapat meningkat. Karya Ilmiah ini merupakan hasil praktikum yang bertujuan untuk merancang tata letak peralatan pada meja kerja staf tata usaha dengan kegiatan menulis dan menggunakan komputer.

Work design digunakan untuk menganalisa prinsip dan teknik guna mendapatkan rancangan sistem dan tata kerja yang paling efektif. Perancangan ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi ukuran panjang tangan, panjang siku, lebar bahu, dan tebal dada staf tata usaha. Pengukuran tersebut menggunakan peralatan anthropometer.

Dengan data antropometri dapat ditentukan desain tata letak yang ergonomis, sesuai dengan ukuran daerah kerja normal dan daerah kerja maksimal bagi staf tata usaha. Desain tata letak yang diperoleh, tepat dan sesuai untuk meja kerja staf tata usaha yang mengoperasikan komputer dan menulis di atas meja yang sama. Sehingga pekerja dapat bekerja dengan nyaman dan mengurangi kelelahan kerja.

Kata Kunci : antropometri, tata letak, sistem kerja, operator

ABSTRACT

Anthropometry is the science which studied about body dimension of human. Anthropometri and ergonomy are relate because the ergonomic work situation can reached with anthropometry data. With ergonomic design system can be right that work system more effectively and efficient, so productivity of operator more increasing. This scientific article is result our practice to design layout of work table for administration staff, do their job to write or using computer.

Work design is used to analyse of principles and technique to get design system and layout which most effectifely and efficient.. This design is done with accumulate the data, such us measurement of hand, long of elbow, wide of shoulder, and thick of chest’s administration staff. Anthropometer are equipment to measuring of dimension of operator’s body.

Ergonomic layout which appropriate with dimension of work area and maximal work area can created with anthropometri data. The result is right design of work table for operator to operate computer or to write on the same table with ergonomic movement. So operator feels comfortable to work and lost fatigue.

Keywords : antrhropometry, layout, work system, operator

PENDAHULUAN

Penggunaan peralatan kerja pada suatu sistem kerja dimaksudkan untuk membantu keterbatasan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga akan tercapai kerja yang optimal, mutu produk yang baik, kesalahan yang sedikit, beban kerja yang lebih ringan, dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Dengan demikian segala usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja tersebut haruslah disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang di alami oleh manusianya bukan pada fasilitas atau peralatan kerjanya. Sesuai dengan prinsip ergonomi bahwa peralatan kerja maupun faktor kerja harus disesuaikan dengan manusia dan bukan manusia yang harus menyesuaikan diri dengan faktor kerjanya (1).

Dalam industri, teknik perancangan tempat kerja sangat penting dalam menunjang jalannya suatu industri. Perencanaan tempat kerja harus memenuhi standar mutu, kenyamanan, dan keamanan bagi pekerja atau operator. Antropometri merupakan salah satu aspek penting untuk merancang sebuah industri karena terdiri dari keterangan-keterangan mengenai kondisi fisik pekerja. Dengan adanya antropometri dapat dibuat tempat kerja yang sesuai dengan bentuk badan agar tidak tegang dan terdapat keleluasaan pekerja bergerak secara alami.

Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang dimensi tubuh operator. Antropometri berhubungan erat dengan ergonomi karena kondisi kerja yang ergonomis dapat dicapai dengan menggunakan data antropometri. Dengan desain sistem kerja yang ergonomis dapat dipastikan sistem kerja akan menjadi lebih efektif dan efisien. Perancangan peralatan dan perancangan tata letak yang sesuai dengan tata letak antropometri pekerja dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Antropometri

Antropometri dari bahasa Yunani antroporoc yang berarti manusia dan asfasd yang berarti mengukur, secara literal berarti “pengukuran manusia”, dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia. Kini antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal.

Data antropometri diperlukan agar rancangan produk bisa sesuai dengan orang yang mengoperasikannya. Ukuran tubuh pada hakekatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara individual. Namun dengan demikian persoalan akan muncul apabila situasi berubah jika lebih banyak produk standar yang harus dibuat untuk dioperasikan oleh banyak orang sehingga sulit untuk menentukan ukuran individu yang akan dipilih sebagai acuan untuk mewakili populasi yang ada mengingat ukuran individu bervariasi dalam suatu populasi. Permasalahan tersebut dapat teratasi jika merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan mudah digunakan (2).

image001


Gambar 1. Antropometri pekerja kantoran

image002



Gambar 2. Antropometri Horizontal

Faktor Manusia

Istilah faktor manusia (human factor) adalah hal yang lebih luas yang mencakup hubungan biomedical dan psikososial pada masyarakat dalam sistem. Hal ini tidak hanya mencakup human engineering, tetapi juga meliputi daya tahan hidup, seleksi, dan pelatihan personel, peralatan pelatihan, penampilan kerja, pengukuran, dan evaluasi (3)

Mc Cormish dalam Bernes (1980) (4) melakukan pendekatan faktor manusia di dalam dua bagian. Pendekatan pertama adalah fokus utama faktor manusia berhubungan dengan pertimbangan faktor manusia dalam desain benda dan fasilitas yang dibuat manusia, salah satu hal dalam faktor manusia yang penting untuk diperhatikan dalam proses desain benda atau fasilitas lainnya adalah antropometri.

Sistem Kerja

Sistem kerja sebagai kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan melalui berbagai bentuk interaksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama . Sistem terbentuk atas susunan sebagai berikut :

1. Elemen merupakan bagian operasi sistem yang terdiri atas masukan, proses, dan keluaran.

2. Atribut merupakan sifat dari elemen sistem yang terdiri dari sifat input, proses, atau output.

3. Hubungan adalah keterkaitan antara elemen dengan atribut sistem.

Sistem kerja merupakan kumpulan elemen-elemen suatu sistem yang berasal dari luar diri pekerja, sangat mempengaruhi kerja dan hasil kerja manusia. Cakupan sistem kerja ini cukup luas meliputi: keseluruhan proses produksi dan lingkungan sekelilingnya (5).

Studi Gerakan

Studi gerakan adalah suatu studi untuk menganalisis gerakan-gerakan yang dilakukan oleh para pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau dihilangkan saja sehingga akan diperoleh penghematan dalam waktu kerja yang dapat pula menghemat pemakaian fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut.

Prinsip ergonomis gerakan, faktor manusia, dan pekerjaannya sangat penting untuk dipelajari karena yang diinginkan oleh prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah kenyamanan dalam bekerja tetapi dalam produktivitas yang tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan mempelajari kemampuan dan keterbatasan-keterbatasan manusia dalam bekerja. Menurut Nurmiantoro dkk (2003) (6), prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Prinsip ergonomis gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakan -gerakannya saja.

2. Prinsip ergonomis gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja.

3. Prinsip ergonomis gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan.

Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang produktif, aman, nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman, dan nyaman (7).

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian, kepresisian, keselamatan, keamanan, dan kenyamanan manusia dalam menggunakan hasil produk desain yang kemudian dikembangkan dalam penyelidikan di bidang ergonomis. Penyelidikan ergonomis dibedakan menjadi :

1. Penyelidikan tentang tampilan/display

Penyelidikan pada suatu perangkat (interface) yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda, angka, dan lambang.

2. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja

Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan perancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi tubuh manusia.

METODOLOGI PENELITIAN

Obyek penelitian

Obyek yang diukur adalah pekerja staf tata usaha yang bekerja di sekretariat DIII Agroindustri. Staf tata usaha yang diukur, satu orang berjenis kelamin laki laki dengan umur sekitar 25 tahun dan dua orang berjenis kelamin perempuan umur sekitar 23 tahun.

Alat yang Digunakan

Percobaan penelitian ini dilakukan di laboratorium Sistem Produksi Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran antropometri antara lain adalah untuk mengukur panjang tangan, panjang siku, lebar bahu dan ketebalan dada dengan menggunakan penggaris, meteran, dan alat pengukur ketebalan dada yang berskala centimeter.

Metode Pelaksanaan

Study ini dimulai dengan mengukur data antropometri pekerja yang bersangkutan meliputi panjang tangan, lebar bahu, tebal dada dengan menggunakan alat ukur anthropometer. Data yang diperoleh divisualisasikan kedalam sebuah tabel sebagai data awal. Selanjutnya menghitung rata- rata dari data baik panjang tangan, panjang siku, tebal dada dari data yang sudah ada. Standar deviasi dari masing masing bagian yang diukur, dihitung dan kemudian menghitung persentil 5% dari masing masing bagian. Persentil 5 digunakan untuk menunjukkan batas bawah desain agar hanya 5% dari populasi yang tidak mampu menjangkau letak peralatan secara ergonomis. Ukuran ini digunakan untuk mengakomodir individu ekstrim yang berukuran tubuh minimum.

Langkah selanjutnya mengidentifikasi peralatan kerja di atas meja kerja pekerja, dan mengukur dimensi alat-alat yang digunakan. Dalam desain tata letak awal ini akan diplotkan area kerja normal dan area kerja maksimal pekerja, untuk menilai keergonomisan kerja pekerja. Setelah dilakukan analisis, selanjutnya akan dirancang desain tata letak peralatan kerja yang sesuai dengan data anthropometri pekerja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data antropometri pekerja kantor diperlukan sebagai dasar dalam menentukan dimensi meja kerja. Data antropometri pekerja yang dilakukan pengukuran untuk perancangan meja kantor adalah jangkauan tangan maksimal, panjang siku- ujung jari, lebar bahu, tebal dada. Data tersebut kemudian dihitung rata-rata dari masing-masing dimensi antropometri. Perancangan tempat kerja pada dasarnya merupakan aplikasi data antropometri, tetapi masih memerlukan dimensi fungsional yang tidak terdapat pada data statis. Dalam perancangan areal atau stasiun kerja dalam industri, ada beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan antara lain sikap dan posisi kerja.

Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang tidak nyaman ini, pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal seperti mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk atau menyamping dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu yang lama. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal. Pekerja tidak seharusnya duduk pada saat bekerja dalam waktu yang lama dengan kepala, leher, punggung berada dalam sikap atau posisi miring. Pekerja tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan posisi kerja yang tidak ergonomis.

Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar peralatan kerja dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khusus yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh 2 hal pokok yaitu situasi fisik atau situasi kerja yang ada. Meskipun pekerja yang sehat sudah diseleksi secara ketat dan diharapkan akan mampu beradaptasi dangan situasi dan kondisi lingkungan fisik kerja yang bervariasi dalam hal temperatur, kelembaban, getaran, kebisingan dan lain sebagainya, akan tetapi stress akibat kondisi lingkungan fisik kerja akan terus berakumulasi. Perancangan sistem kerja harus memperhatikan prosedur-prosedur untuk mengekonomisasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja.

Table 1. Data Antrophometri Pekerja

No.

Dimensi Anthropometri

Pekerja TU

Xrata-rata

A

C

1.

Jangkauan tangan maksimal

71

70

82

74,33333

2.

Panjang Siku - Ujung Jari

45

43,2

47

45,06667

3.

Lebar Bahu

35

36,5

40

37,16667

4.

Tebal Dada

19,5

17,5

16,1

17,7

Keterangan : A dan B : pekerja tata usaha wanita

C : pekerja tata usaha pria

Tabel 1 merupakan data antropometri staf tata usaha D III Agorindustri. Hal lain yang harus diperhatikan adalah kelelahan dan kebosanan. Kelelahan diartikan dengan menurunnya efisiensi dan berkurangnya kekuatan untuk bertahan melakukan pekerjaannya. Beberapa tipe kelelahan yang mungkin terjadi adalah lebih disebabkan oleh ketegangan fisik di semua organ, kerja mental lewat satu sisi dari fungsi yang menjemukan. Kerja yang monoton atau karena kerja yang menjemukan dan jumlah faktor yang terus menerus membuat lelah.

Data yang diperoleh dirata-ratakan karena diharapkan akan didapatkan desain rancangan yang dapat digunakan secara umum. Jangkauan tangan maksimal digunakan untuk menentukan jarak maksimal letak objek kerja. Dengan demikian pekerja kantor dapat mencapainya dengan mudah. Panjang siku- ujung jari digunakan untuk menentukan daerah normal atau daerah kerja untuk pekerja. Lebar bahu digunakan untuk menentukan titik dari jangkauan tangan dan daerah normal. Tebal dada digunakan untuk mengetahui jarak antara meja dengan tubuh manusia. Setelah data antropometri diperoleh selanjutnya ditentukan standar deviasi untuk setiap dimensi antropometri. Simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Standar deviasi atau SD dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

image003 (1)

dengan;


SD = Standar Deviasi

n = Jumlah sampel

image004 = Data dimensi yang diukur

x = Rata- rata


Dari rumus tersebut didapat data perhitungan standar deviasi. Data standar deviasi tersebut (Tabel 2) selanjutnya digunakan dalam perhitungan persentil.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Standar Deviasi

No.

Dimensi Anthropometri

(image004- x)²

SD

1.

Jangkauan tangan maksimal

88.66667

6.658328

2.

Panjang Siku - Ujung Jari

7.226667

1,900877

3.

Lebar Bahu

13.16667

2,565801

4.

Tebal Dada

5.84

1,708801

Perhitungan persentil sangat erat kaitannya dengan desain tata letak. Dengan adanya persentil dapat ditentukan jangkauan dalam menjangkau peralatan yang terletak pada meja yang digunakan pekerja untuk melakukan aktivitasnya. Persentil yang akan digunakan adalah persentil 5 yang akan menentukan jangkauan pekerja yang memiliki ukuran dari ukuran rata- rata sehingga dapat menjangkau daerah tersebut. Persentil dilambangkan dengan C, digunakan untuk menunjukkan batas desain agar dapat nyaman untuk bekerja melakukan aktivitasnya. Persentil adalah nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir (ascending) menjadi 100 bagian yang sama besar. Persentil dihitung dengan menggunakan rumus (2). Tabel 3 menunjukkan data perhitungan persentil.

C1 = 5 = x - 1,64 SD (2)

dengan;

x = Rata- rata

SD = Standar deviasi

Tabel 3. Data Perhitungan Persentil 5

Dimensi Anthropometri

Jangkauan tangan maksimal

Panjang Siku - Uju ng Jari

Lebar Bahu

Tebal Dada

persentil 5

63,4137

41,9492

32,9588

14,8976

Pemilihan persentil 5 diharapkan semua dimensi antropometri yang diukur dapat menjangkau ukuran yang dapat dikatakan ekstrim kecil. Dari data perhitungan persentil tersebut kemudian dapat melakukan perancangan tata letak dengan berbagai alat penunjang seperti terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Bahan

No.

Alat

Lebar

Lebar 1 : 10

Panjang

Panjang 1 : 10

1.

Meja

50

5

150

15

2.

Monitor

35

3,5

37.5

3,75

3.

CPU

18

1,8

43

4,3

4.

Keyboard

16

1,6

46

4,6

5.

Area Mouse

19

1,9

23

2,3

6.

Printer

20

2

36

3,6

7.

Speaker

8

0,8

9

0,9

8.

Tempat Pensil

8

0,8

9

0,9

9.

Tumpukan buku

18

1,8

26

2,6

10.

Tumpukan kertas

25

2,5

36

3,6

Dari perhitungan tersebut kemudian dilakukan perancangan desain tata letak peralatan dengan membandingkan antara bekerja dengan menggunakan komputer dan menggunakan manual. Perbedaan antara kedua desain tersebut adalah penyusunan peralatan yang dianggap paling prioritas digunakan. Setelah mengkaji ulang permasalahan tersebut ternyata staf tata usaha di program Diploma Agroindustri lebih sering menggunakan komputer sehingga desain tata letak menggunakan komputer (Gambar 3) lebih mempunyai efektifitas tinggi dari pada desain untuk bekerja dengan manual/menulis (Gambar 4).

Dimensi-dimensi fungsional diperoleh dengan cara pengukuran langsung dari pada data statis. Misalnya, gerakan menjangkau, mengambil sesuatu, mengoperasikan suatu alat adalah suatu hal yang sukar untuk didefinisikan.

a. Daerah kerja horizontal

Daerah normal ditandai dengan lengan bawah yang berputar pada bidang horizontal dengan siku tetap, sedangkan daerah maksimum ditandai dengan lengan di rentangkan keluar dan diputar sekitar bahu.

b. Ketinggian permukaan kerja dari atas lantai

Ada dua macam dasar untuk menentukan ketinggian permukaan kerja :

1. meja yang tepat untuk bekerja sambil duduk

2. meja yang disesuaikan hanya untuk pekerjaan sambil duduk.

image005




Gambar 3. Tata Letak Peralatan Meja Kerja Untuk Pekerjaan Komputer

Pada Gambar 4 terlihat garis lengkung kecil dan besar yang menunjukkan area kerja normal dan maksimal pekerja. Area kerja normal merupakan area kerja yang digunakan untuk bekerja, sehingga seluruh peralatan kerja utama harus ada dalam area ini seperti keyboard, mouse, permukaan layar monitor. Sedangkan untuk peralatan penunjang yang tidak utama, dimasukkan dalam area kerja maksimal, seperti CPU, printer, speaker, tumpukan kertas. Dalam area ini, tangan cukup untuk menjangkau saja. Berbeda dengan pekerjaan menggunakan komputer, untuk bekerja secara manual (menulis), peralatan yang diperlukan dalam area kerja normal adalah buku, tumpukan kertas, dan tempat pensil. Peralatan yang lain merupakan peralatan penunjang sehingga diletakkan dalam area kerja maksimal (Gambar 3).

Text Box: CPU
Text Box: Tumpukan Buku

Monitor

image008 image009


image010

image011

Tumpukan

Kertas



Area Mouse



Keyboard



Gambar 4. Tata Letak Peralatan Meja Kerja Untuk Pekerjaan Menulis

Peralatan kerja penunjang berbeda-beda untuk setiap jenis pekerjaan dan setiap pekerja. Untuk itu hasil rancangan yang diperoleh sangat spesifik untuk pekerja staf tata usaha D III Agroindustri. Akan tetapi dimensi area kerja normal dan maksimal yang digambarkan dengan garis lengkung di Gambar 3 dan 4 dapat digunakan secara umum untuk seluruh pekerja yang data antropometrinya sesuai. Jika disadari bahwa perancangan suatu produk juga dilakukan oleh manusia, maka perancangan sistem manusia-mesin juga tidak lepas dari faktor-faktor manusia karena sebagian dari kesalahan-kesalahan kerja yang terjadi disebabkan oleh rancangan produk yang tidak mempunyai kompatibilitas dengan manusia yang menanganinya. Karena itu seorang perancang produk mempunyai peran besar dalam mengurangi risiko bahaya akibat kesalahan kerja.

Memang kesalahan adalah manusiawi, tetapi penelitian lebih jauh menunjukkan bahwa kesalahan manusia banyak disebabkan kesalahan rancangan produk. Ini menunjukkan bahwa kesalahan manusia berawal pada perancangannya yang ‘tidak manusiawi’ dan berakibat pada tahap pemakaiannya sebagaimana juga pada perawatannya. Mengingat perancangan tata letak peralatan sangat berhubungan dengan kenyamanan, dan tingkat kebosanan, maka diharapkan dengan menggunakan desain tata letak yang sesuai, kenyamanan kerja dapat dicapai dan kebosanan dapat ditekan. S istem kerja dengan memperhatikan postur kerja dan metode kerja yang baik dapat menekan terjadinya kelelahan dan kebosanan pada diri pekerja.

KESIMPULAN

Telah diperoleh dua desain tata letak peralatan kerja yang ergonomis bagi staf tata usaha di program D III Agroindustri, yaitu desain untuk bekerja menggunakan komputer dan manual untuk menulis. Desain yang diterapkan sebaiknya disesuaikan dengan tugas utama pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

(1) Sutalaksana, IZ. Ruhana A. dan John, H.T. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Jurusan Teknik Industri ITB; 1979.

(2) Pheasant,S.T. Antropometri Ergonomics and Design. London : Thylor and Francis; 1988.

(3) Huchingson, R. Dale.New Horizons for Human Factor in Design. Mc Graw Hill Inc USA; 1981

(4) Barnes, R.M. Motion and Times Study. John Willey and Sons, Singapore; 1980

(5) Madyana, A.M. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Yogyakarta : Fakultas Teknik Industri , Universitas Atmajaya Yogyakarta; 1996.

(6) Nurmianto, Eko. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Pertama. Jakarta : Guna Widya; 2003.

(7) Sastrowinoto. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergnomi. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindom; 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar