Jumat, 02 Desember 2011

angkutan trans jogja vs bus reguler

Saat ini, transportasi sangat berkembang pesat, terutama di bidang angkutan umum. Dalam angkutan jalan raya,kita mengenal adanya moda transportasi bus kota. Meskipun keadaan saat ini yang sangat banyak akan kendaraan pribadi, moda ini masih sangat dibutuhkan terutama di kota besar seperti Yogyakarta. Oleh karena itu, pelayanan bus masih sangat diharapkan agar mampu melayani seluruh komponen masyarakat yang akan menggunakan moda ini sebagai alat transportasi mereka. Diharapkan dengan adanya system pelayanan yang baik, maka sedikit demi sedikit moda ini dapat menggeser tren transportasi yang masih sangat diminati, yakni melalui kendaraan pribadi.

Dalam penelitian pelayanan angkutan umum, dilakukan dalam 2 tahap, yakni menaiki dua bus yang berbeda antara waktu berangkat dan pulang dengan rute perjalanan Kamus Teknik UGM – Ambarrukmo Plaza. Pada saat berangkat kami menggunakan bus Trans Jogja dan saat pulang kami menggunakan bus regular. Banyak sekali fenomena dan hal yang terjadi sebagai bentuk hasil daripada penelitian yang dilakukan.

Dalam proses keberangkatan menuju Amplaz dengan menggunakan moda bus Trans Jogja, kami merasakan berbagai hal. Salah satunya waktu yang sangat lama, bahkan hingga satu jam. Hal ini dikarenakan rutenya yang mengharuskan banyak sekali memutar jalan yang sama, sehingga jalan yang tadinya telah dilewati harus melewati kembali hanya berubah arah. Padahal rute yang kmai naiki bisa menjadi salah satu rute yang ramai digunakan karena merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi termasuk mahasiswa. Lalu, pada saat menunggu bus Trans Jogja yang akan kami naiki maupun saat transit, tempat yang tersedia untuk menunggu masih sangat sempit bahkan keluar dari halte Trans Jogja hanya untuk menunggu bus yang akan kami naiki. Hal ini menjadikan kami agak tidak nyaman terhadap pelayanan yang diberikan. Kemudian di dalam bus tersebut, kondisinya yang sudah lama serta perawatan yang kurang, sehingga fasilitas yang ada di dalam, seperti kursi dan pendingin yang ada agak tidak nyaman untuk digunakan. Tingkat pelayanan yang diberikan selama perjalanan oleh pegawai Trans Jogja mengalami tren yang menurun dibanding pelayanan yang diberikan beberapa tahun yang lalu. Namun demikian, pelayanan yang diberikan masih baik dan permasalahan yang sering terjadi di bus misalnya ada berbagai pelecehan, tindak criminal dan mengganggu kemacetan karena berhenti di sembarang tempat sudah tidak ada, sehingga menunjang minat masyarakat dalam menggunakan moda bus Trans Jogja ini.

Dalam perjalanan pulang kami menggunakan bus kota regular dengan rute perjalanan yang sebaliknya yakni Ambarrukmo Plaza – Kampus Teknik UGM. Kami menggunakan bus kota trayek 7A dengan perjalanan satu tujuan tanpa melewati masa transit. Saat perjalanan pulang, waktu yang ditempuh sangat cepat disbanding saat keberangkatan, dimana dengan waktu kurang dari 30 menit kami telah sampai kembali ke kampus Teknik UGM. Lalu, fasilitas yang ada di dalam bus tersebut masih nyaman,meskipun dari sisi fasilitas memang masih sangat kurang dibandingkan dengan Trans Jogja, namun kenyamanan masih cukup baik mengingat bus regular ini secara garis besar perawatannya yang sangat kurang sehingga sebagian besar bus kota memiliki fasilitas yang agak tidak nyaman.Kemudian di saat perjalanan, masalah pada bus kota juga masih terjadi terutama menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan, bahkan saat berada di jalur cepat seperti di jalan Ring Road Utara, bus ini masih dapat berhenti ddan menaikkan penumpang tanpa memikirkan kondisi jalan tersebut yang memang sangat berbahaya jika tiba-tiba berhenti. Kemudian adanya suoir tembak masih sangat dirasakan, dengan adanya pergantian supir, apalagi hal itu terjadi saat bus masih berjalan,Tentu saja hal ini menjadikan penumpang sempat sangat khawatir di dalamselama pergantian supir bus tersebut. Hal itu terjadi di sekitar gedung MM jalan Kaliurang.Pelayanan terhadap orang tua yang lemah (manula) masih kurang,dimana tidak adanya fasilitas yang menunjang kenyamanannya.

Kamis, 01 Desember 2011

ALAT PENYEBERANGAN JALAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT KESELAMATAN LALU LINTAS

ALAT PENYEBERANGAN JALAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT KESELAMATAN LALU LINTAS

Dalam transportasi, kita mengenal adanya keselamatan terutama dalam keselamatan lalu lintas. Sebagai salah satu pengguna jalan, pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat rawan dalam keselamatan itu sendiri. Banyak kasus di lapangan yang terjadi karena terbenturnya konflik antara pejalan kaki dan kendaraan. Angka kecelakaan yang mencederai pejalan kaki yang menyeberang jalan relatif tinggi. Maka, untuk mengurangi atau meminimalkan konflik tersebut, maka perlu diambil langkah untuk melindungi pejalan kaki pada saat menyeberang jalan.

Dalam modul Wikipedia, terdapt empat sarana penyeberangan terutama untuk pejalan kaki, yakni sarana Zebra Cross, Pelikan Crossing, Jembatan penyeberangan, dan terowongan penyeberangan. Zebra cross merupakan tempat penyeberangan di jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan, dinyatakan dengan marka jalan berbentuk garis membujur berwarna putih dan hitam yang tebal garisnya 300 mm dan dengan celah yang sama dan panjang sekurang-kurangnya 2500 mm.Peliccan crossing Merupakan fasilitas penyeberangan yang dilengkapi dengan lampu lalu lintas. Biasanya dilengkapi dengan tombol untuk mengaktifkan lampu lalu lintas, bila tombol dipencet maka beberap saat kemudian lampu bagi pejalan kaki diaktifkan dan menjadi hijau bagi pejalan kaki, dan merah untuk lalu lintas kendaraan. Jembatan penyeberangan orang disingkat JPO adalah fasilitas pejalan kaki untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.Terowongan penyeberangan mirip dengan jembatan penyeberangan namun terowongan ini terletak di dalam tanah untuk menyeberang

Minggu, 27 November 2011

CINTA ABADI

by : Jaan
"Ibu, boleh aku bertanya padamu," tanyaku pada ibuku.
Ibu lantas menjawab, "Boleh anakku, tanyalah semua hal yang mau kautanyakan."
"Ibu, siapa cinta pertama dan abadi Ibu?" Aku tertawa dalam hati, pasti ibu menjawab ayahku, memang siapa lagi yang dia cintai...

Dan dengan wajah sedikit tersenyum ibu menjawab, "Anakku, cinta pertama Ibu adalah Dia yang selalu menjaga Ibu, menemani Ibu, yang tidak pernah meninggalkan Ibu walaupun seluruh dunia meninggalkan Ibu, Dialah yang selalu ada saat Ibu menanti malam dan menanti siang, yang selalu bisa membahagiakan Ibu, yang tahu hal terbaik untuk Ibu lebih dari Ibu sendiri."
Lantas aku berfikir, ’Apakah yang Ibu maksud Ayah?’ Semakin binggung aku dibuatnya dan aku pun bertanya, "Apakah itu Ayah, Bu?"
Ibu pun menjawab dengan senyum yang semakin lebar, "Bukan."
Dan aku malah bingung, bagaimana bisa ibu tidak memilih ayah sebagai cinta pertama dan abadinya.
Ibu pun melanjutkan perkataannya, "Sepanjang hidup Ibu, Ibu hanya ingin bersamaNya, mati pun Ibu ingin denganNya, saat tua nanti jika Ibu mulai pikun satu yang tak ingin ibu lupakan adalah Dia, karena ibu begitu takut dan begitu sakit jika lupa denganNya, ibu hanya ingin menikmati indahNya."
"Ibu, aku mulai bingung, jika bukan ayah lalu siapa?"
Ibu pun mulai diam dan menundukkan kepala. "Anakku, maafkan ibu jika cinta pertama dan abadi ibu bukan ayahmu. Ibu tidak bisa mencintai ayahmu lebih dari rasa cinta ibu padaNya. Ibu tidak bisa menghianatiNya ataupun menduakanNya. Cinta ayahmu adalah cinta sesaat dan cinta padaNya adalah cinta abadi." Ibu mulai menangis.
Aku pun memeluk ibu, aku tak menyangka jika ibu mencintai orang lain dan pertanyaanku yang konyol ini menjadikan air mata yang seharusnya tidak jatuh dari mata ibu sekarang jatuh dengan derasnya. Sekarang ibu menangis di pelukanku, dan samar-samar aku mendengar ibu berkata, "Aku amat merindukanNya. Aku hampir mati karena mencintaiNya."
Semakin kencang kupeluk ibu, dan dalam hati biarlah rahasia ini akan kupendam dalam diamku, dan aku tak akan menyakiti ayah karena jika ayah tahu bahwa ibu memiliki cinta yang lain, itu dapat menghancurkan hati ayah. Ibu masih menangis dan aku pun larut dalam air mata ibu.
"Ibu maafkan aku karena membuatmu ingat denganNya, membuatmu merasa bersalah, maafkan aku, Ibu."
Lalu ibu berhenti menangis dan menggenggam wajahku dan berkata, "Salah anakku, jika kau merasa bersalah, karena cinta abadi dan pertama bagi ibu adalah ALLAH. Dialah yang selalu menjaga ibu dan kau, dan ingatlah hanya ALLAH yang tidak akan pernah meninggalkan kita dan tidak akan pernah ingkar atas janjiNya."
Aku pun mulai mengerti mengapa ibu menangis. Dan aku pun tersenyum karena ibu telah mengajarkan padaku bahwa aku tidak akan sendiri karena Allah selalu ada dan selalu mengawasiku.
Terima kasih Allah, karena aku tak akan pernah kecewa saat menggantungkan semua hal kepada-Mu...
UntukMu yang tercinta, Allah..

Jumat, 25 November 2011

Cheat SIMS 3

Cheat Console:
During gameplay press [ctrl]+[shift]+C to open the cheat console and type the following to turn cheats on:

testingcheatsenabled – testing cheats on objects

[If you have Vista and you can not get the bar to show you need to press Ctrl Alt Windows (should be next to ALT button) and C all at once. Then you may enter any cheat you want]
After enabling the test cheats, you can use any of these cheats:

Cheat Code – Result

help – Display most cheats
Kaching – 1,000 more Simoleons
Motherlode – 50,000 more Simoleons
shazaam – +2,500 lifetime happiness points to active Sim
freerealestate – Ignore the cost when buying a lot
modify traits – Set or clear traits
add to household – Add active Sim to current household
set age [number] – Set age of the Sim
edit in cas – Take the Sim back to Create-a-Sim
set career [career/level] – Give selected Sim a career
force opportunity – Click career building you work at to force an opportunity
force event – Click career building you work at to force an event
force all events – Click career building to display all events for the career consecutively
force service sim [name] – Force a specific service Sim to appear
force visitor – Forces a neighbor to show up
make me know everyone – Selected Sim knows every other Sim
make friends for me – Make several random friends for selected Sim
make happy – Sets all mood/moodlets for everyone in the house to perfect; removes negative moodlets
make motives [static or dynamic] – Set motives static or dynamic for entire household
unlockOutfits [on or off] – View career outfits and service uniforms [Note 1]
moveObjects [on or off] – No limitations for placing/moving objects
resetSim [first name] [last name] – Return Sims to safe and neutral state at home
constrainFloorElevation [true or false] – Force terrain adjustments regardless of objects, Sims, and other structures
disableSnappingToSlotsOnAlt [on or off] – Objects will not snap to slots while holding [Alt]
fadeObjects [on or off] – Objects fade when camera gets close to them
snapObjectsToAngle [true or false] – Toggle 45 degree angle object snap
snapObjectsToGrid [true or false] – Toggle snap to grid for placed objects
hideHeadlineEffects [on or off] – Show talk/thought balloons above Sim’s head
jokePlease – Print random joke to console
enablellamas [on or off] – Llamas enabled message
slowMotionViz: [0-8] – Slow motion visuals; 0 is normal, 8 is slowest
testingCheatsenabled [true or false] – Enable testing cheats [Note 2]
fps [on or off] – Toggle framerate display at top right
fullscreen [on or off] – Full screen
quit – Quit the game

Note 1: This code must be enabled before entering Create-A-Sim mode.

Note 2: You can move your Sims’ status bars as desired by clicking and dragging (hygiene, energy, fun, etc.).


Cheat The Sims 3
Para gamers yang senang bermain terutama the sims 3, saya akan memberikan cheats yang saya dapat. Sebenarnya cheat The Sims 3 ini perbedaannya tidak terlalu jauh dari cheat the sims 2. Disini mungkin saya akan menampilkan cheat yang berguna saja.
untuk membuka kotak cheats tekan Ctrl+Shift+c lalu ketik cheat,
Cheat the sims 2:
Motherlode : + duit 50.000
help : menampilkan hampir semua cheat
moveObjects (on/off) : bebas menggerakan semua benda maupun meletakkan benda itu.
resetSim [firstname] [lastname] : mengulang kehidupan sims / mengembalikan sims ke rumah
Delete object : menghapus object


Disable Aging :
tidak sama seperti The Sims 2. Pada The Sims 3 kita dapat menon-aktifkan umur dengan cara pilih di game options dibawah options. Lihat disana akan ada tampilan aging, kalian bisa mengklik kotak aging tersebut, atau kalian bisa memperlambat umur disetting "lifetime". Itu bisa disetting dari 25 sampai 960 hari.
Mempercepat umur :
Untuk mempercepat umur, kalian tinggal beli kue ultah dari grocery store, dan letakkan sesuai dengan keinginan kalian. Lalu klik Kue tersebut dan pilih "Happy Birthday". Metode ini sangat bermanfaat untuk memercepat pertumbuhan bayi kita

Max Motives pada The Sims 3 :
Max Motives hanya ada di The Sims 2, tapi kita bisa melakukannya di The Sim 3 dengan cara Ctrl+Shift+c lalu ketik TestingCheatsEnabled True kemudian tekan shift lalu klik di mailbox lalu klik make all happy, maka motives anda akan full kembali. Bisa juga dengan tekan Ctrl+Shift+c kemudian ketik make happy.

PUISI BERANTAI


ANTARA PECINTA, PEJUANG DAN PENJUAL TELUR

Pecinta : Saya akan membacakan puisi berjudul “BUNGA HATIKU BUNGA HATIMU” untuk gadisku yang manis.


Pejuang : Aku akan membacakan puisi perjuangan berjudul “LEBIH BAIK MERDEKA DARI PADA TIDAK MERDEKA”.

Penjual : Dan saya akan membacakan puisi nasib penjual telur berjudul “AKU PENJUAL TELUR” buat adikku yang suka makan telur.

Pecinta : Saat bulan purnama menerangi alam
Kau datang padaku sambil tersenyum manja
Ku lihat samar-samar wajahmu tertimpa cahaya rembulan
Begitu cantiknya bagaikan ………………………

Pejuang : Granat dan mortir berdesingan membakar perkampungan
Tak pernah kukenal istilah takut
Walaupun lawan banyaknya seribu kali
Pedang di kanan belati di kiri, berselimpang ……………………….

Penjual : Telur mas telur ….!
Kubawa keliling kampung setiap hari,demi sesuap nasi.
Telur merupakan bagian dalam hidupku,semua kujual
Telur ayam, telur bebek, maupun telur …………..

Pecinta : Nikita Willy
Kau tersenyum padaku, dan
Akupun tersenyum padamu, tanda cintaku kian meraju
Malam itu,perlahan kau dekatkan bibirmu ke telingaku
Seraya berbisik ………….

Pejuang : Merdeka…!
Seluruh rakyat Indonesia harus meneriakkan kata
MERDEKA….!
Sekali lagi rakyat Indonesia harus meneriakkan kata ………….

Penjual : Teluuuuuur…..teluuuuuur…..!
Begitu aku menjajakan telur setiap hari
Hujan dan panas tak menjadi rintangan
Satu-satu telur kuelus sambil berkata lirih, ayamku …………..

Pecinta : Aku cinta padamu sayang….!
Hatiku berbunga, kubelai rambutnya yang hitam
Perlahan, kudekatkan bibirku ke ………….

Pejuang : Teng berlapis baja milik Belanda
Harus kita hancurkan
Terlalu lama kita dijajah
Terlalu lama kita disiksa
Mulai detik ini aku harus …………..

Penjual : Bertelur sebanyak-banyaknya
Kau telah berjasa
Kadang kuperiksa ayam-ayamku
Aku ingin mengetahui bagaimana telur dapat keluar
Kuperhatikan ayamku dengan seksama, dan ……………

Pecinta : Kupeluk dengan mesra
Kau mendesah dalam pelukanku
Kurapatkan erat-erat tubuhku ketubuhmu
Kemudian tubuhmu ……………………

Pejuang : Didorong oleh seluruh rakyat Indonesia
Dengan semangat perjuangan yang membara
Aku berada di barisan paling depan
Dengan senapan di tangan semua musuh kutembak ………………..

Penjual : Plung…… plung……
Keluar telurnya
Kuambil satu per satu dan kusimpan di ……………………

Pecinta : Matamu…
Terpejam dan nafasmu mendesah
Kau peluk juga aku dengan mesra
Ternyata kita sama-sama ingin saling …………….

Pejuang : Membunuh…
Mereka yang menyerang dari jauh
Majuuuuuu…! Seraaaaaang…!
Aku berteriak sambil mengangkat tinggi-tinggi ……………………

Penjual : Telurku…
Sekarang aku dalam keadaan sedih
Merenungi nasib ayamku yang sedang ………………..

Pecinta : Dimabuk cinta…
Kita sama-sama menangis bahagia
Matamu perlahan kubersihkan dengan ………………

Pejuang : Senapan mesin yang panas…
Sepanas darahku
Kembali kusambut serangan yang datang
Dengan peluru-peluru yang sudah ……………….

Penjual : Membusuk…
Tidak laku dijual lagi
Oh telurku……. Oh ayamku…………..

Pecinta : Sayang…
Tidak perlu disesalkan
Tataplah mataku kembali dan kau……………….

Pejuang : Terjang lalu hancurkan…………………..

Penjual : Telurku……… telurku……………….

Pecinta : Akan kudekatkan padamu
Tenanglah… diamlah…
Aku akan…………………….

Pejuang : Merobek-robek terus
Lemparkan semua yang kita punya
Sambil mengucapkan………………

Penjual : Teluuuuuuuur……… teluuuuuuuur……………

Pecinta : Sayangku…………………

Pejuang : Kutusuk kau sampai mati !
Aku masih punya banyak …………………..

Penjual : Telur dan ayamku…………………..

Pecinta : Aku cinta padamu sayang……………….

Pejuang : Sampai darah penghabisan hingga akhirnya…………………

Penjual : Bertelur lagi
Dan telur ayamku adalah telur ……………………….

Pecinta : Kasihku ,kita kan selalu bersama …………….

Pejuang : Berjuang selamanya untuk ber…………………

Penjual : Teluuuuur…… teluuuuur……… begitu aku menjajakannya setiap hari

Profil DAS Bengawan Solo

1. LATAR BELAKANG

Sungai Bengawan Solo merupakan sebuah sumber air yang sangat potensial bagi usaha-usaha pengelolaan dan pengembangan sumber daya air (SDA), di sepanjang alirannya untuk memenuhi berbagai keperluan dan kebutuhan, antara lain untuk kebutuhan domestik, air baku air minum dan industri, irigasi dan lain-lain. Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa, terletak di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan luas wilayah sungai ± 12% dari seluruh wilayah Pulau Jawa pada posisi 110o18’ BT sampai 112o45’ BT dan 6o49’LS sampai 8o08’ LS.

Wilayah Sungai merupakan suatu wilayah yang bentuk dan sifat alamnya merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungai yang melalui wilayah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang berasal dari hujan dan sumber-sumber air lainna yang penyimpanan dan pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum-hukum alam sekeliling berdasarkan keseimbangan daerah tersebut.

Luas total wilayah sungai (WS) Bengawan Solo ± 19.778 km2, terdiri dari 4 (empat)

Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Bengawan Solo dengan luas ± 16.100 km2, DAS Kali Grindulu dan Kali Lorog di Pacitan seluas ± 1.517 km2, DAS kecil di kawasan pantai utara seluas ± 1.441 km2 dan DAS Kali Lamong seluas ± 720 km2.

DAS Bengawan Solo merupakan DAS terluas di WS Bengawan Solo yang meliputi Sub DAS Bengawan Solo Hulu, Sub DAS Kali Madiun dan Sub DAS Bengawan Solo Hilir. Sub DAS Bengawan Solo Hulu dan sub DAS Kali Madiun dengan luas masing-masing ± 6.072 km2 dan ± 3.755 km2. Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun mengalirkan air dari lereng gunung berbentuk kerucut yakni Gunung Merapi (± 2.914 m), Gunung Merbabu (± 3.142 m) dan Gunung Lawu (± 3.265 m), sedangkan luas Sub DAS Bengawan Solo Hilir adalah ± 6.273 km2.

Secara administratif WS Bengawan Solo mencakup 17 (tujuh belas) kabupaten dan 3 (tiga) kota, yaitu:

Kabupaten : Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Rembang, Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban. Lamongan, Gresik dan Pacitan.

Kota : Surakarta, Madiun dan Surabaya

image002image003

Pengelolaan sumber daya air merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena menyangkut semua sektor kehidupan, sehingga harus melibatkan semua pihak baik pembuat aturan (regulator), pengguna (user) dan pengembang (developer) maupun pengelola (operator). Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama untuk mulai menerapkan dan menggunakan pendekatan one river basin, one plan and one integrated management, sehingga keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta pengendalian dapat diwujudkan.

Dalam pengelolaan WS Bengawan Solo Arah dan Kebijakan yang diambil adalah :

1. Memperhatikan keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, pengelolaan kuantitas dan kualitas air untuk menjamin ketersediaan air baik untuk saat ini maupun masa datang.

2. Pengendalian daya rusak air terutama dalam hal penanggulangan banjir dilakukan dengan pendekatan konstruksi (penyelesaian pelaksanaan pembangunan sarana pengendali banjir) dan non-konstruksi (konservasi sumber daya air dan pengelolaan daerah aliran sungai dengan memperhatikan keterpaduan dengan tata ruang wilayah).

3. Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air memerlukan penataan kelembagaan melalui pengaturan kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan.

2. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Balai Besar WS Bengawan Solo sebagai pengelola P engelolaan S umber D aya A ir yang bertugas dalam perencanaan, pelaksanaan konstruksi, o & p dalam rangka konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air pada Wilayah Sungai Bengawan Solo. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, Balai Besar WS Bengawan Solo memiliki fungsi :

1. Penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumberdaya air pada wilayah sungai

2. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai

3. Pengelolaan sumberdaya air yang meliputi konservasi sumber daya air, pengembangan sumber air, pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air.

4. Penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumberdaya air pada wilayah sungai.

5. Operasi dan pemeliharaan sumberdaya air pada wilayah sungai

6. Pengelolaan sistem hidrologi

7. Penyelenggaraan data dan informasi sumberdaya air.

8. Fasilitasi kegiatan tim koordinasi pengelolaaan sumberdaya air pada wilayah sungai

9. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya air.

10. Pelaksanaan ketatausahaan balai besar wilayah sungai.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A/PRT/M/2006 Juni 2006, WS Bengawan Solo dikategorikan sebagai WS lintas propinsi yang didasarkan pada penilaian:

• WS Bengawan Solo adalah WS lintas propinsi, yaitu berada di wilayah Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

• Ukuran dan besarnya potensi sumber daya air yang tersedia, ketersediaan air sebesar ± 18,61 miliar m³.

• Banyaknya sektor yang terkait dengan sumber daya air WS Bengawan Solo, jumlah penduduk mencapai 16,03 juta jiwa pada tahun 2005.

• Besarnya dampak sosial, lingkungan dan ekonomi terhadap pembangunan nasional.

• Besarnya dampak negatif akibat daya rusak air terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan regional.

Karena WS Bengawan Solo dipandang sebagai WS lintas propinsi, maka pengelolaan sumber daya air ini berada di dalam kewenangan Pemerintah Pusat.

3. Pemanfaatn Ruang di WS. Bengawan Solo

Pemanfaatan ruang WS Bengawan Solo yang telah dikompilasikan dari RTRW Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan Kawasan Lindung

Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah kerusakan fungsi lingkungan. Sedangkan pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemanfaatan ruang, menjaga kelestarian lingkungan serta menghindari konflik pemanfaatan ruang.

a) Kawasan Perlindungan Bawahan

Kawasan perlindungan bawahan diperuntukkan untuk menjamin terselenggaranya fungsi lindung hidroorologis bagi kegiatan pemanfaatan lahan. Kawasan ini meliputi kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air.

Ø Kawasan Hutan Lindung

Arahan pengelolaan kawasan hutan lindung, khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan kawasan budidaya, berada di lokasi : Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi.

Ø Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan tanah yang dapat menjaga kelestarian ketersediaan air bagi daerah yang terletak di wilayah bawahannya. Kawasan resapan air tersebar di Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo dan Tuban.

b) Kawasan Suaka Alam

Beberapa sub kawasan termasuk di dalam kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, suaka alam laut dan perairan, kawasan pantai berhutan bakau, taman wisata alam serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

c) Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam.

Ø Kawasan rawan banjir

Kawasan rawan bencana banjir adalah tempat-tempat yang setiap musim hujan mengalami genangan lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan normal. Kawasan tersebut yaitu di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Blora.

Ø Kawasan rawan bencana longsor

Kawasan rawan bencana alam rawan longsor merupakan wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor karena terdapat zona yang bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah.

Lokasi kawasan rawan bencana longsor terdapat di Kabupaten Boyolali (lereng timur G.. Merbabu dan lereng timur G. Merapi), Kabupaten Wonogiri (lereng selatan G. Lawu, perbukitan selatan dan timur Sungai Keduwang, serta bagian selatan dan barat daya Kabupaten), Kabupaten Karanganyar (lereng barat G. Lawu), Kabupaten Sragen (Sangiran dan Gemolong (G. Butak Manyar)), Kabupaten Blora (di daerah Ngawen, Todanan dan Jepon), Kabupaten Rembang terutama di bagian selatan dan timur dan Kabupaten Magetan.

Ø Kawasan rawan bencana gunung berapi

Kawasan rawan bencana alam gunung berapi merupakan wilayah sekitar puncak gunung berapi yang rawan terhadap luncuran gas beracun, lahar panas dan dingin, luncuran awan panas dan semburan api, dan tempat lalunya tumpahan benda-benda lain akibat letusan gunung berapi.

Lokasi kawasan rawan bencana gunung berapi yaitu di Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Ngawi (G. Lawu), Kabupaten Magetan (G. Lawu), Kabupaten Madiun (G. Liman & G. Wilis) dan Kabupaten Ponorogo (G. Liman & G. Wilis).

Ø Kawasan rawan bencana gempa

Lokasi rawan bencana gempa yaitu di Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun dan Ponorogo.

b. Pengelolaan Kawasan Budidaya

Pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Kawasan budidaya yang dikelola pemanfaatan ruangnya terdiri dari: Kawasan hutan produksi; Kawasan pertanian; Kawasan pertambangan; Kawasan peruntukan industri; Kawasan pariwisata; Kawasan permukiman; Kawasan perikanan; Kawasan perkebunan; Kawasan peternakan; Kawasan pariwisata; Kawasan permukiman; Kawasan industri; dan Kawasan perdagangan.

c. Kawasan Andalan

Adalah Kawasan kawasan yang mempunyai potensi pengembangan bagi sektor unggulan. WS Bengawan Solo ditetapkan 4 (empat) zona kawasan andalan:

1. T uban-Lamongan dan sekitarnya

2. Madiun dan sekitarnya

3. Surabaya dan sekitarnya

4. Surakarta-Boyolali-Sukoharjo dan Karanganyar

No

Kaput

Nama DAS

Potensi Unggulan

Prioritas Pengembangan

1

Tuban-Lamongan dan sekitarnya

Bengawan Solo Hilir dan Pantura

- Pertanian tanaman pangan

- Perikanan

- Industri

- Pariwisata

- Perdagangan jasa

- Pertambangan

- Mengembangkan kawasan industri di kawasan utara.

- Mengembangkan industri perikanan di Brondong.

- Eksploitasi sumber daya tambang.

- Mempertahankan dan mengembangkan kawasan budidaya tanaman pangan.

- Menumbuhkan potensi pariwisata alam atau buatan, a.l: Wisata alam Pacet, Goa Maharani, Tanjung Kodok, Jatim Park II.

2

Madiun, Pacitan dan sekitarnya

Kali Madiun, Kali Grindulu-Lorog

- Pertanian tanaman pangan

- Industri

- Perikanan

- Meningkatkan pengembangan potensi tanaman semusim selain tanaman padi sebagai sektor dasar, serta peningkatan produksi industri kulit.

- Mengembangkan kawasan industri di Madiun.

- Optimalisasi pariwisata alam.

3

Surabaya, Gresik dan sekitarnya

Kali Lamong

- Perdagangan jasa

- Industri

- Perikanan

- Pariwisata

- Pertanian tanaman pangan

- Mengembangkan kawasan industri.

- Aglomerasi permukiman perkotaan.

- Mengembangkan potensi wisata.

- Meningkatkan produksi perikanan tambak.

- Mempertahankan dan mengembangkan kawasan budidaya tanaman pangan

4

Surakarta-Boyolali-Sukoharjo dan sekitarnya

Bengawan Solo Hulu

- Industri

- Pariwisata

- Tanaman pangan

- Perdagangan

- Mengembangkan kawasan industri.

- Mengembangkan potensi wisata.

- Mempertahankan dan mengembangkan kawasan budidaya tanaman pangan

4. Banjir Bengawan Solo Akhir Tahun 2007

Permasalahan Utama dalam pengelolaan DAS WS Bengawan Solo diantaranya adalah banjir, kekeringan, erosi dan sedimentasi, intruksi air laut, kualitas air dan lain-lain yang disebabkan oleh :

v Terus menurunnya kondisi hutan.

v Kerusakan DAS: penebangan liar dan konversi lahan yang menimbulkan kerusakan ekosistem dalam tatanan DAS.

v Lemahnya penegakan hukum terhadap pembalakan liar (illegal logging).

v Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan.

Total lahan kritis di WS Bengawan Solo mulai kategori potensial kritis sampai sangat kritis mencapai luas kurang lebih 11.398 km2 akibat proses erosi yang berlanjut dan kerusakan vegetasi.

Luas lahan kritis terbesar terdapat di Kab. Wonogiri (Jawa Tengah) seluas 128.662 ha, Kab. Pacitan seluas 129.598 ha dan Kab. Bojonegoro seluas 172.261 ha (Jawa Timur).

Wilayah Sungai Bengawan Solo mengalami penurunan daya dukung lingkungan. Hal ini antara lain disebabkan oleh penebangan liar dan konversi lahan, sehingga terjadi penurunan luas hutan yang ada yaitu 23 % pada tahun 1998 menjadi 18 % pada tahun 2005. Total lahan kritis di WS Bengawan Solo mulai kategori potensial kritis sampai sangat kritis pada saat ini mencapai luas ± 11.39 km2, akibat proses erosi yang berkelanjutan dan kerusakan vegetasi.

Akibat terjadinya hujan di bagian hulu dengan intensitas tinggi di Sub DAS Bengawan Solo Hulu dan K.Madiun pada tanggal 25 Desember 2007, maka terjadi banjir besar diseluruh DAS Bengawan Solo mulai tanggal 26 Desember 2007, yang menimbulkan kerusakan akibat banjir besar seperti tergenangnya perumahan, fasilitas umum, kantor, tempat ibadah, sawah/tegalan, dan jalan nasional, propinsi, kabupaten di kota dan daerah disekitar sungai Bengawan Solo, dimana kondisi itu mempengaruhi aktifitas masyarakat dan perekonomian.

Kejadian banjir besar tersebut melanda kabupaten/kota di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo diantaranya yaitu : Solo, Sukoharjo, Sragen, Ponorogo, Madiun, Cepu, Bojonegoro, Tuban, Babat, Lamongan, Gresik dan daerah disekitarnya.

5. Penangulangan Permasalahan Daya Rusak Air

Upaya pengendalian banjir harus dengan keterpaduan antara upaya fisik teknis dan non teknis seperti perilaku manusia dalam mengubah fungsi lingkungan, perubahan tata ruang secara massive di kawasan budidaya yang menyebabkan daya dukung lingkungan menurun drastis, serta pesatnya pertumbuhan permukiman dan industri yang mengubah keseimbangan fungsi lingkungan sehingga menyebabkan kawasan retensi banjir (retarding basin) berkurang. Aktivitas dan perubahan ini menyebabkan meningkatnya debit air yang masuk ke badan sungai dimana dengan terbatasnya kapasitas tampung dan pengaliran sungai akan berdampak meluapnya air sungai.

Karena itu pada masa yang akan datang upaya pengendalian banjir tidak bisa hanya difokuskan pada penanganan fisik saja, namun harus disinergikan juga dengan pembangunan non fisik yang menyediakan ruang lebih luas bagi munculnya keterlibatan atau partisipasi masyarakat, sehingga tercapai suatu sistem pengendalian banjir yang lebih optimal.

Sinergi antara penanganan fisik dan non fisik dalam upaya pengendalian banjir dapat diwujudkan melalui beberapa hal sebagai berikut:

a. Pengendalian tata ruang.

Pengendalian tata ruang dilakukan dengan perencanaan penggunaan ruang sesuai kemampuannya dengan mempertimbangkan permasalahan banjir, pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukannya serta penegakan hukum terhadap pelanggaran rencana tata ruang yang telah memperhitungkan Rencana Induk Pengembangan Wilayah Sungai.

b. Pengaturan debit banjir

Pengaturan debit banjir dilakukan melalui kegiatan penanganan fisik berupa pembangunan dan pengaturan bendungan, perbaikan sistem drainase perkotaan, normalisasi sungai dan daerah retensi banjir. Pengaturan daerah rawan banjir

Pengaturan daerah rawan banjir dilakukan dengan cara:

1) Pengaturan tata guna lahan dataran banjir (flood plain management).

2) Penataan daerah lingkungan sungai seperti: penetapan garis sempadan sungai, peruntukan lahan di kiri kanan sungai, penertiban bangunan di sepanjang aliran sungai.

c. Peningkatan peran masyarakat.

Peningkatan peran masyarakat dalam pengendalian banjir diwujudkan dalam:

1) Pengembangan Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat

2) Bersama-sama dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyusun dan mensosialisasikan program pengendalian banjir.

3) Mentaati peraturan tentang pelestarian sumberdaya air antara lain tidak melakukan kegiatan kecuali dengan ijin dari pejabat yang berwenang untuk:

- mengubah aliran sungai;

- mendirikan, mengubah atau membongkar bangunan-bangunan di dalam atau melintas sungai.

- membuang benda-benda/bahan-bahan padat dan atau cair ataupun yang berupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai yang diperkirakan atau patut diduga akan mengganggu aliran,

- pengerukan atau penggalian bahan galian golongan C dan atau bahan lainnya.

- pengaturan untuk mengurangi dampak banjir terhadap masyarakat (melalui Penyediaan informasi dan pendidikan, Rehabilitasi, rekonstruksi dan atau pembangunan fasilitas umum, Melakukan penyelamatan, pengungsian dan tindakan darurat lainnya dan lain-lain)

d. Pengelolaan Daerah Tangkapan Air

Pengelolaan daerah tangkapan air dalam pengendalian banjir antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan:

1) Pengaturan dan pengawasan pemanfaatan lahan (tata guna hutan, kawasan budidaya dan kawasan lindung);

2) Rehabilitasi hutan dan lahan yang fungsinya rusak;

3) Konservasi tanah dan air baik melalui metoda vegetatif, kimia, maupun mekanis;

4) Perlindungan/konservasi kawasan - kawasan lindung.

e. Penyediaan Dana

Penyediaan dana dapat dilakukan dengan cara:

1) Pengumpulan dana banjir oleh masyarakat secara rutin dan dikelola sendiri oleh masyarakat pada daerah rawan banjir.

2) Penggalangan dana oleh masyarakat umum di luar daerah yang rawan banjir

3) Penyediaan dana pengendalian banjir oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

f. Pengembangan Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat dan Rencana Tindak Darurat

Agar efektif, di masa yang akan datang sistem peringatan dini datangnya banjir di WS Bengawan Solo harus berpusat secara kuat pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir mulai hilir sampai hulu. Dengan penerapan sistem ini, akan dapat memberikan informasi lebih dini bagi masyarakat yang kemungkinan akan terkena bencana sehingga ada kesempatan bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri atau barang-barang berharganya.

Sistem tersebut harus dikembangkan secara menyeluruh sehingga dapat meyakinkan bahwa sistem tersebut dapat berfungsi ketika diperlukan dan peringatan dapat disampaikan secara segera dan mudah dimengerti oleh semua anggota masyarakat dalam berbagai kondisi dan tingkat resiko bencana. Komponen inti sistem peringatan dini datangnya banjir harus berpusat pada masyarakat terdiri dari:

- Penyatuan dari kombinasi elemen-elemen bottom-up dan top-down;

- Keterlibatan masyarakat dalam proses peringatan dini;

- Pendekatan multi bencana; dan

- Pembangunan kesadaran masyarakat.

Mendasari semua hal tersebut di atas harus ada suatu dukungan politis yang kuat, hukum dan perundang-undangan, tugas dan fungsi masing-masing institusi yang jelas serta sumber daya manusia yang terlatih. Oleh karenanya, sistem peringatan dini perlu dibentuk dan didukung sebagai satu kebijakan, sedangkan kesiapan untuk menanggapi harus diciptakan melekat dalam masyarakat.

Untuk menciptakan sistem peringatan dini datangnya banjir yang efektif di WS Bengawan Solo, yang berpusat secara kuat pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir mulai hilir sampai hulu masih banyak hal-hal yang perlu dilakukan antara lain:

o Membuat peta rawan banjir yang dapat menunjukkan ketinggian genangan, tempat yang aman untuk berlindung serta rute untuk penyelamatan.

o Melakukan survei kerentanan masyarakat yang tinggal di lereng bukit yang rawan longsor.

o Membantu lembaga nasional yang terkait dengan cuaca dengan mengakses data cuaca dan citra satelit internasional/global.

o Mendukung masyarakat terpencil dengan memasang alat duga muka air elektronis yang sederhana dan sistem siaga untuk memberikan peringatan banjir.

o Meningkatkan keinginan melakukan penelitian dan pelatihan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi peringatan dini modern.

o Melaksanakan kajian bagaimana masyarakat meng-akses dan menginterpretasikan peringatan dini dan kemudian mengaplikasikannya pada saat proses diseminasi.

o Mengembangkan, menguji dan menyempurnakan skenario evakuasi untuk berbagai kondisi siaga khususnya di daerah yang padat penduduk.

o Mengembangkan sistem-sistem berbasis masyarakat untuk menguji anggota masyarakat yang berusia lanjut dan penyandang cacat ketika dilakukan peramalan banjir.

o Mengembangkan standar dan pedoman untuk berbagai jenis sistem peringatan dini.

o Penyediaan dana pengendalian banjir oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

o Pengelolaan kawasan yang berpotensi mendorong perkembangan kawasan sekitar dan/atau berpengaruh terhadap perkembangan wilayah Propinsi secara umum.

o Pengelolaan kawasan perbatasan dalam satu kesatuan arahan dan kebijakan yang saling bersinergi.

o Mendorong perkembangan/revitalisasi potensi wilayah yang belum berkembang.

o Penempatan pengelolaan kawasan diprioritaskan dalam kebijakan utama pembangunan daerah.

o Mendorong tercapainya tujuan dan sasaran pengelolaan kawasan.

o Peningkatan kontrol terhadap kawasan yang diprioritaskan.

o Mendorong terbentuknya badan pengelolaan kawasan yang diprioritaskan.

6. Rekomendasi Aspek Tataruang Dalam Pengelolaan DAS

* Pemanfaatan ruang di WS Bengawan Solo pada masa yang akan datang diarahkan untuk dapat menyeimbangkan antara fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung memiliki potensi untuk perlindungan, pengawetan, konservasi dan pelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungannya guna mendukung kehidupan secara serasi.

* Kawasan yang memerlukan perhatian utama adalah kawasan perlindungan setempat yang terdiri dari kawasan sekitar mata air, kawasan sekitar waduk/danau, kawasan sekitar sempadan sungai, pantai, kawasan sekitar sempadan sungai di kawasan permukiman, kawasan pantai berhutan bakau (mangrove) dan kawasan terbuka hijau. Pengamanan terhadap kawasan sekitar mata air akan memberikan jaminan terhadap penyediaan air jangka panjang

* Pemetaan dan perlindungan terhadap daerah resapan air tanah yang dilakukan pengelola SDA dan badan perencana masing-masing daerah sehingga pembangunan daerah tidak mengganggu konservasi air tanah

* Penentuan rencana rinci tataruang kawasan dan arahan peraturan zonasi

* Penghijauan dengan melibatkan peran serta masyarakat dengan dukungan penuh dari seluruh stakeholder yang terlibat (swasta, badan usaha), role sharing yang jelas antara pemanfaat dan pelaku konservasi, menjadikan kawasan hutan produksi yang mempunyai kemiringan > 45% sebagai kawasan hutan lindung.

* Mempertahankan vegetasi dan menanam kembali bagian kawasan yang terbuka khususnya pada hutan budidaya dan, role sharing yang jelas antara pemanfaat dan pelaku konservasi.

* Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan.

* Kegiatan penghijauan yang didasarkan pada sinergi antara masyarakat, pemerintah dan badan usaha/swasta.

* Penegasan aturan hokum dan sangsi terhadap pelanggaran enatan ruang wilayah sungai.

* Meminimalisasi konflik yang terjadi dengan penerapan kebijakan rencana tata ruang wilayah.

* Penambahan ruang terbuka hijau sesuai dengan kebijakan tata ruang yang telah ditetapkan.

* Rehabilitasi pada lahan-lahan kritis atau yang mengalami kerusakan.

materi drilling

BAB I

PENGEBORAN ( DRILLING )

A. Prinsip Dasar

1. Definisi

Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non logam yang masih pejal atau material yang sudah berlubang.

Proses menghasilkan lubang dapat pula dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan proses boring (memperbesar lubang).

Perbedaan proses drilling dan boring :

Drilling

Boring

Alat potong

mata bor

pahat ISO 8/9

Material awal

Bisa pejal

Harus sudah berlubang

Ukuran lubang

Sama dengan ukuran mata bor

Lebih besar dan dapat diatur

Alat pencekam

Drill chuck, sleeve

Boring head

2. Prinsip dasar gerakan pengeboran

Mesin bor mempunyai prinsip dasar gerakan yaitu gerakan berputar spindel utama (n) dan gerakan/laju pemakanan (f).

a. Putaran mata bor ( n )

Gerakan putaran mata bor ini merupakan gerakan berputarnya spindel mesin bor. Gerakan ini sering disebut gerakan utama ( main motion ). Besarnya putaran spindel ini tergantung oleh material benda kerja, material mata bor dan diameter mata bor. Gerakan utama ini diukur dalam m/menit.

b. Laju pemakanan ( f )

Laju pemakanan adalah gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap satuan waktu. Besarnya laju pemakanan ini mempengaruhi kualitas permukaan hasil lubang. Laju pemakanan diukur dalam mm/putaran.

Gerak berputar spindel utama dihasilkan dari gerak putar motor utama yang diteruskan melalui beberapa sistem transmisi yaitu :

a. Sistem transmisi sabuk (belt)

(1) Biasanya digunakan untuk mesin bor meja atau mesin yang dayanya kecil.

(2) Jika terjadi kelebihan beban memungkinkan adanya selip sehingga aman tetapi efisiensi dayanya rendah.

b. Sistem transmisi roda gigi (gear)

(1) Biasanya digunakan untuk mesin bor yang dayanya besar.

(2) Efisiensi daya tinggi, tidak memungkinkan adanya selip.

c. Sistem transmisi gabungan sabuk dan roda gigi

Ukuran dari mesin bor ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :

a. Jarak dari tiang ke poros utama

b. Besarnya mata bor yang dapat dipasang

c. Panjang langkah poros utama

d. Jarak dari permukaan meja ke spindel utama

B. Bagian Mesin

1. Badan / Rumahan

2. Pilar / Tiang

3. Tenaga Penggerak

4. Transmisi

5. Spindel Head ( Spindel tempat memasang mata bor )

6. Meja

7. Perangkat Kontrol

a. Saklar utama

b. Tombol emergency

c. Saklar pemutar spindel

d. Saklar penggerak laju pemakanan

C. Jenis Mesin

1. Berdasar tenaga penggerak :

a. Mesin bor tangan

b. Mesin bor listrik

2. Berdasar kedudukan spindel :

a. Mesin bor vertikal

b. Mesin bor horizontal

D. Alat Potong

1. Notch Centre Drill

Digunakan sebagai takikan awal dalam proses pembuatan lubang.

2. Twist Drill ( mata bor )

a. Merupakan alat potong yang digunakan pada proses pengeboran.

b. Bagian - bagian mata bor :

(1) Tangkai : lurus, tirus

(2) Badan :

(3) Alur / flute : berfungsi untuk alur pengeluaran chip.

(4) Mata potong

c. Keuntungan menggunakan mata bor :

(1) Mudah dijepit dan dilepas

(2) Diameter yang dihasilkan tetap

(3) Chip mudah keluar melalui alur bor

(4) Pengasahan mudah karena hanya bagian ujung yang diasah.

d. Sudut - sudut mata bor:

Sudut-sudut mata bor disesuaikan dengan material yang akan dikerjakan agar hasilnya baik. Sudut - sudut tersebut yaitu :

(1) Sudut a / sudut bebas = clearance angle

(2) Sudut b / sudut baji = wedge angle

(3) Sudut g / sudut garuk = rake angle

(4) Sudut s / sudut puncak = point angle

(5) Bibir serong = chisel edge

(6) Bibir potong alur spiral

e. Tipe mata bor

(1) Menurut sudut spiral :

(a) Tipe N (normal)

digunakan untuk mengerjakan material normal, misal St. 37, St. 60. Sudut spiral (g) berkisar antara ( 160 - 300 ) dengan sudut puncak 1180. Untuk nikel, sudut puncaknya 1400.

(b) Tipe H (hard)

digunakan untuk mengerjakan material yang cukup keras (material keras dan rapuh). Sudut spiral (g) berkisar antara ( 100 - 130 ) dengan sudut puncak 1180. Untuk material cetakan plastik, batu, sudut puncaknya 800.

(c) Tipe W (weak)

digunakan untuk mengerjakan material yang lunak dan ulet, misalnya alumunium, tembaga, kuningan. Sudut spiral (g) berkisar antara ( 350 - 400 ) dengan sudut puncak tergantung dari materialnya. Untuk alumunium dan tembaga, g = 1400, seng g = 1180.

(2) Menurut sudut puncak :

(a) Tipe N ( 1180 )

(b) Tipe H ( 800 )

(c) Tipe W ( 1400 )

E. Kecepatan Potong

Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh selama langkah pemotongan dalam satuan m/menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi cutting speed :

1. Material benda kerja

2. Material alat potong

3. Kedalaman pemotongan

4. Pendingin (coolant)

5. Kondisi mesin

6. Sistem pencekaman benda kerja.

Dari data tabel cutting speed, kita bisa menentukan putaran bor dengan rumus:

image001

Keterangan :

n = putaran bor (rpm)

cs = cutting speed (m/mnt)

d = diameter bor (mm)

F. Aksesoris Mesin

1. Penjepit alat potong

Pencekaman alat potong dapat dilakukan dengan :

1. Drill Chuck

a. Digunakan untuk mencekam alat potong yang tangkainya berbentuk lurus (straight shank)

b. Ukuran bor yang bisa dicekam tertera pada rumahan chuck-nya, misal 1 - 13 mm; yang artinya chuck mampu mencekam bor maksimal diameter 13 mm.

2. Sleeve

a. Digunakan untuk mencekam alat potong yang tangkainya berbentuk tirus (taper shank)

b. Ukuran ketirusan sesuai standar internasional yang disebut Morse Taper (MT).

Pada spindel utama mesin bor terdapat lubang celah yang digunakan untuk melepas drill chuck maupun sleeve. Untuk melepasnya digunakan baji / counter sleeve yang terbuat dari plat yang berbentuk tirus.

2. Penjepit benda kerja

a. Hand vice

b. Machine vice

c. V - block dan clamp

d. T - bolt dan clamp

e. Jig

3. Setting / marking koordinat

a. scriber dan square line

b. height gauge

c. center punch

d. center tap

4. Alat keselamatan kerja

a. Kacamata

b. Wearpack

c. Sepatu

G. Proses pengeboran

Urutan pengeboran yang benar :

  1. Tandai dengan garis pada bagian yang akan dibor dengan menggunakan scriber dengan jarak sesuai dengan gambar kerja.
  2. Pada perpotongan tanda garis tersebut, buatlah titik dengan menggunakan centre punch.
  3. Pasang benda kerja pada tanggem dan cekam dengan kuat. Pastikan benda kerja terpasang tegak lurus terhadap sumbu spindel bor.
  4. Pasang centre tap pada drill chuck untuk menepatkan pusat lubang yang akan dibuat.
  5. Pasang NC drill pada drill chuck untuk membuat awalan lubang. NC drill hanya boleh masuk sampai pada batas sisi potongnya karena pada spiralnya tidak terdapat sudut bebas sehingga kalau dipaksakan maka NC drill akan terjepit.
  6. Setelah lubang awal dibuat, mulailah pengeboran dengan menggunakan mata bor. Jika lubang berukuran besar, maka pengeboran dilakukan bertahap ( kira - kira 5 mm ).

DESAIN ERGONOMIS TATA LETAK PERALATAN MEJA KERJA UNTUK MENULIS DAN MENGGUNAKAN KOMPUTER

DESAIN ERGONOMIS TATA LETAK PERALATAN MEJA KERJA UNTUK MENULIS DAN MENGGUNAKAN KOMPUTER

Afi Choirunnisak, Annisa Marta S, Yohannes Delianto, Herni Ratna P.

Diploma Agroindustri, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK

Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang dimensi tubuh manusia. Anthropometri berhubungan erat dengan ergonomi karena kondisi kerja yang ergonomis dapat dicapai dengan menggunakan data antropometri. Dengan desain sistem kerja yang ergonomis dapat dipastikan sistem kerja akan lebih efektif dan efisien, sehingga produktivitas pekerja dapat meningkat. Karya Ilmiah ini merupakan hasil praktikum yang bertujuan untuk merancang tata letak peralatan pada meja kerja staf tata usaha dengan kegiatan menulis dan menggunakan komputer.

Work design digunakan untuk menganalisa prinsip dan teknik guna mendapatkan rancangan sistem dan tata kerja yang paling efektif. Perancangan ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi ukuran panjang tangan, panjang siku, lebar bahu, dan tebal dada staf tata usaha. Pengukuran tersebut menggunakan peralatan anthropometer.

Dengan data antropometri dapat ditentukan desain tata letak yang ergonomis, sesuai dengan ukuran daerah kerja normal dan daerah kerja maksimal bagi staf tata usaha. Desain tata letak yang diperoleh, tepat dan sesuai untuk meja kerja staf tata usaha yang mengoperasikan komputer dan menulis di atas meja yang sama. Sehingga pekerja dapat bekerja dengan nyaman dan mengurangi kelelahan kerja.

Kata Kunci : antropometri, tata letak, sistem kerja, operator

ABSTRACT

Anthropometry is the science which studied about body dimension of human. Anthropometri and ergonomy are relate because the ergonomic work situation can reached with anthropometry data. With ergonomic design system can be right that work system more effectively and efficient, so productivity of operator more increasing. This scientific article is result our practice to design layout of work table for administration staff, do their job to write or using computer.

Work design is used to analyse of principles and technique to get design system and layout which most effectifely and efficient.. This design is done with accumulate the data, such us measurement of hand, long of elbow, wide of shoulder, and thick of chest’s administration staff. Anthropometer are equipment to measuring of dimension of operator’s body.

Ergonomic layout which appropriate with dimension of work area and maximal work area can created with anthropometri data. The result is right design of work table for operator to operate computer or to write on the same table with ergonomic movement. So operator feels comfortable to work and lost fatigue.

Keywords : antrhropometry, layout, work system, operator

PENDAHULUAN

Penggunaan peralatan kerja pada suatu sistem kerja dimaksudkan untuk membantu keterbatasan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga akan tercapai kerja yang optimal, mutu produk yang baik, kesalahan yang sedikit, beban kerja yang lebih ringan, dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Dengan demikian segala usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja tersebut haruslah disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang di alami oleh manusianya bukan pada fasilitas atau peralatan kerjanya. Sesuai dengan prinsip ergonomi bahwa peralatan kerja maupun faktor kerja harus disesuaikan dengan manusia dan bukan manusia yang harus menyesuaikan diri dengan faktor kerjanya (1).

Dalam industri, teknik perancangan tempat kerja sangat penting dalam menunjang jalannya suatu industri. Perencanaan tempat kerja harus memenuhi standar mutu, kenyamanan, dan keamanan bagi pekerja atau operator. Antropometri merupakan salah satu aspek penting untuk merancang sebuah industri karena terdiri dari keterangan-keterangan mengenai kondisi fisik pekerja. Dengan adanya antropometri dapat dibuat tempat kerja yang sesuai dengan bentuk badan agar tidak tegang dan terdapat keleluasaan pekerja bergerak secara alami.

Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang dimensi tubuh operator. Antropometri berhubungan erat dengan ergonomi karena kondisi kerja yang ergonomis dapat dicapai dengan menggunakan data antropometri. Dengan desain sistem kerja yang ergonomis dapat dipastikan sistem kerja akan menjadi lebih efektif dan efisien. Perancangan peralatan dan perancangan tata letak yang sesuai dengan tata letak antropometri pekerja dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Antropometri

Antropometri dari bahasa Yunani antroporoc yang berarti manusia dan asfasd yang berarti mengukur, secara literal berarti “pengukuran manusia”, dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia. Kini antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal.

Data antropometri diperlukan agar rancangan produk bisa sesuai dengan orang yang mengoperasikannya. Ukuran tubuh pada hakekatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara individual. Namun dengan demikian persoalan akan muncul apabila situasi berubah jika lebih banyak produk standar yang harus dibuat untuk dioperasikan oleh banyak orang sehingga sulit untuk menentukan ukuran individu yang akan dipilih sebagai acuan untuk mewakili populasi yang ada mengingat ukuran individu bervariasi dalam suatu populasi. Permasalahan tersebut dapat teratasi jika merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan mudah digunakan (2).

image001


Gambar 1. Antropometri pekerja kantoran

image002



Gambar 2. Antropometri Horizontal

Faktor Manusia

Istilah faktor manusia (human factor) adalah hal yang lebih luas yang mencakup hubungan biomedical dan psikososial pada masyarakat dalam sistem. Hal ini tidak hanya mencakup human engineering, tetapi juga meliputi daya tahan hidup, seleksi, dan pelatihan personel, peralatan pelatihan, penampilan kerja, pengukuran, dan evaluasi (3)

Mc Cormish dalam Bernes (1980) (4) melakukan pendekatan faktor manusia di dalam dua bagian. Pendekatan pertama adalah fokus utama faktor manusia berhubungan dengan pertimbangan faktor manusia dalam desain benda dan fasilitas yang dibuat manusia, salah satu hal dalam faktor manusia yang penting untuk diperhatikan dalam proses desain benda atau fasilitas lainnya adalah antropometri.

Sistem Kerja

Sistem kerja sebagai kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan melalui berbagai bentuk interaksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama . Sistem terbentuk atas susunan sebagai berikut :

1. Elemen merupakan bagian operasi sistem yang terdiri atas masukan, proses, dan keluaran.

2. Atribut merupakan sifat dari elemen sistem yang terdiri dari sifat input, proses, atau output.

3. Hubungan adalah keterkaitan antara elemen dengan atribut sistem.

Sistem kerja merupakan kumpulan elemen-elemen suatu sistem yang berasal dari luar diri pekerja, sangat mempengaruhi kerja dan hasil kerja manusia. Cakupan sistem kerja ini cukup luas meliputi: keseluruhan proses produksi dan lingkungan sekelilingnya (5).

Studi Gerakan

Studi gerakan adalah suatu studi untuk menganalisis gerakan-gerakan yang dilakukan oleh para pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau dihilangkan saja sehingga akan diperoleh penghematan dalam waktu kerja yang dapat pula menghemat pemakaian fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut.

Prinsip ergonomis gerakan, faktor manusia, dan pekerjaannya sangat penting untuk dipelajari karena yang diinginkan oleh prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah kenyamanan dalam bekerja tetapi dalam produktivitas yang tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan mempelajari kemampuan dan keterbatasan-keterbatasan manusia dalam bekerja. Menurut Nurmiantoro dkk (2003) (6), prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Prinsip ergonomis gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakan -gerakannya saja.

2. Prinsip ergonomis gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja.

3. Prinsip ergonomis gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan.

Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang produktif, aman, nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman, dan nyaman (7).

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian, kepresisian, keselamatan, keamanan, dan kenyamanan manusia dalam menggunakan hasil produk desain yang kemudian dikembangkan dalam penyelidikan di bidang ergonomis. Penyelidikan ergonomis dibedakan menjadi :

1. Penyelidikan tentang tampilan/display

Penyelidikan pada suatu perangkat (interface) yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda, angka, dan lambang.

2. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja

Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan perancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi tubuh manusia.

METODOLOGI PENELITIAN

Obyek penelitian

Obyek yang diukur adalah pekerja staf tata usaha yang bekerja di sekretariat DIII Agroindustri. Staf tata usaha yang diukur, satu orang berjenis kelamin laki laki dengan umur sekitar 25 tahun dan dua orang berjenis kelamin perempuan umur sekitar 23 tahun.

Alat yang Digunakan

Percobaan penelitian ini dilakukan di laboratorium Sistem Produksi Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran antropometri antara lain adalah untuk mengukur panjang tangan, panjang siku, lebar bahu dan ketebalan dada dengan menggunakan penggaris, meteran, dan alat pengukur ketebalan dada yang berskala centimeter.

Metode Pelaksanaan

Study ini dimulai dengan mengukur data antropometri pekerja yang bersangkutan meliputi panjang tangan, lebar bahu, tebal dada dengan menggunakan alat ukur anthropometer. Data yang diperoleh divisualisasikan kedalam sebuah tabel sebagai data awal. Selanjutnya menghitung rata- rata dari data baik panjang tangan, panjang siku, tebal dada dari data yang sudah ada. Standar deviasi dari masing masing bagian yang diukur, dihitung dan kemudian menghitung persentil 5% dari masing masing bagian. Persentil 5 digunakan untuk menunjukkan batas bawah desain agar hanya 5% dari populasi yang tidak mampu menjangkau letak peralatan secara ergonomis. Ukuran ini digunakan untuk mengakomodir individu ekstrim yang berukuran tubuh minimum.

Langkah selanjutnya mengidentifikasi peralatan kerja di atas meja kerja pekerja, dan mengukur dimensi alat-alat yang digunakan. Dalam desain tata letak awal ini akan diplotkan area kerja normal dan area kerja maksimal pekerja, untuk menilai keergonomisan kerja pekerja. Setelah dilakukan analisis, selanjutnya akan dirancang desain tata letak peralatan kerja yang sesuai dengan data anthropometri pekerja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data antropometri pekerja kantor diperlukan sebagai dasar dalam menentukan dimensi meja kerja. Data antropometri pekerja yang dilakukan pengukuran untuk perancangan meja kantor adalah jangkauan tangan maksimal, panjang siku- ujung jari, lebar bahu, tebal dada. Data tersebut kemudian dihitung rata-rata dari masing-masing dimensi antropometri. Perancangan tempat kerja pada dasarnya merupakan aplikasi data antropometri, tetapi masih memerlukan dimensi fungsional yang tidak terdapat pada data statis. Dalam perancangan areal atau stasiun kerja dalam industri, ada beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan antara lain sikap dan posisi kerja.

Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang tidak nyaman ini, pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal seperti mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk atau menyamping dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu yang lama. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal. Pekerja tidak seharusnya duduk pada saat bekerja dalam waktu yang lama dengan kepala, leher, punggung berada dalam sikap atau posisi miring. Pekerja tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan posisi kerja yang tidak ergonomis.

Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar peralatan kerja dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khusus yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh 2 hal pokok yaitu situasi fisik atau situasi kerja yang ada. Meskipun pekerja yang sehat sudah diseleksi secara ketat dan diharapkan akan mampu beradaptasi dangan situasi dan kondisi lingkungan fisik kerja yang bervariasi dalam hal temperatur, kelembaban, getaran, kebisingan dan lain sebagainya, akan tetapi stress akibat kondisi lingkungan fisik kerja akan terus berakumulasi. Perancangan sistem kerja harus memperhatikan prosedur-prosedur untuk mengekonomisasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja.

Table 1. Data Antrophometri Pekerja

No.

Dimensi Anthropometri

Pekerja TU

Xrata-rata

A

C

1.

Jangkauan tangan maksimal

71

70

82

74,33333

2.

Panjang Siku - Ujung Jari

45

43,2

47

45,06667

3.

Lebar Bahu

35

36,5

40

37,16667

4.

Tebal Dada

19,5

17,5

16,1

17,7

Keterangan : A dan B : pekerja tata usaha wanita

C : pekerja tata usaha pria

Tabel 1 merupakan data antropometri staf tata usaha D III Agorindustri. Hal lain yang harus diperhatikan adalah kelelahan dan kebosanan. Kelelahan diartikan dengan menurunnya efisiensi dan berkurangnya kekuatan untuk bertahan melakukan pekerjaannya. Beberapa tipe kelelahan yang mungkin terjadi adalah lebih disebabkan oleh ketegangan fisik di semua organ, kerja mental lewat satu sisi dari fungsi yang menjemukan. Kerja yang monoton atau karena kerja yang menjemukan dan jumlah faktor yang terus menerus membuat lelah.

Data yang diperoleh dirata-ratakan karena diharapkan akan didapatkan desain rancangan yang dapat digunakan secara umum. Jangkauan tangan maksimal digunakan untuk menentukan jarak maksimal letak objek kerja. Dengan demikian pekerja kantor dapat mencapainya dengan mudah. Panjang siku- ujung jari digunakan untuk menentukan daerah normal atau daerah kerja untuk pekerja. Lebar bahu digunakan untuk menentukan titik dari jangkauan tangan dan daerah normal. Tebal dada digunakan untuk mengetahui jarak antara meja dengan tubuh manusia. Setelah data antropometri diperoleh selanjutnya ditentukan standar deviasi untuk setiap dimensi antropometri. Simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Standar deviasi atau SD dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

image003 (1)

dengan;


SD = Standar Deviasi

n = Jumlah sampel

image004 = Data dimensi yang diukur

x = Rata- rata


Dari rumus tersebut didapat data perhitungan standar deviasi. Data standar deviasi tersebut (Tabel 2) selanjutnya digunakan dalam perhitungan persentil.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Standar Deviasi

No.

Dimensi Anthropometri

(image004- x)²

SD

1.

Jangkauan tangan maksimal

88.66667

6.658328

2.

Panjang Siku - Ujung Jari

7.226667

1,900877

3.

Lebar Bahu

13.16667

2,565801

4.

Tebal Dada

5.84

1,708801

Perhitungan persentil sangat erat kaitannya dengan desain tata letak. Dengan adanya persentil dapat ditentukan jangkauan dalam menjangkau peralatan yang terletak pada meja yang digunakan pekerja untuk melakukan aktivitasnya. Persentil yang akan digunakan adalah persentil 5 yang akan menentukan jangkauan pekerja yang memiliki ukuran dari ukuran rata- rata sehingga dapat menjangkau daerah tersebut. Persentil dilambangkan dengan C, digunakan untuk menunjukkan batas desain agar dapat nyaman untuk bekerja melakukan aktivitasnya. Persentil adalah nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir (ascending) menjadi 100 bagian yang sama besar. Persentil dihitung dengan menggunakan rumus (2). Tabel 3 menunjukkan data perhitungan persentil.

C1 = 5 = x - 1,64 SD (2)

dengan;

x = Rata- rata

SD = Standar deviasi

Tabel 3. Data Perhitungan Persentil 5

Dimensi Anthropometri

Jangkauan tangan maksimal

Panjang Siku - Uju ng Jari

Lebar Bahu

Tebal Dada

persentil 5

63,4137

41,9492

32,9588

14,8976

Pemilihan persentil 5 diharapkan semua dimensi antropometri yang diukur dapat menjangkau ukuran yang dapat dikatakan ekstrim kecil. Dari data perhitungan persentil tersebut kemudian dapat melakukan perancangan tata letak dengan berbagai alat penunjang seperti terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Bahan

No.

Alat

Lebar

Lebar 1 : 10

Panjang

Panjang 1 : 10

1.

Meja

50

5

150

15

2.

Monitor

35

3,5

37.5

3,75

3.

CPU

18

1,8

43

4,3

4.

Keyboard

16

1,6

46

4,6

5.

Area Mouse

19

1,9

23

2,3

6.

Printer

20

2

36

3,6

7.

Speaker

8

0,8

9

0,9

8.

Tempat Pensil

8

0,8

9

0,9

9.

Tumpukan buku

18

1,8

26

2,6

10.

Tumpukan kertas

25

2,5

36

3,6

Dari perhitungan tersebut kemudian dilakukan perancangan desain tata letak peralatan dengan membandingkan antara bekerja dengan menggunakan komputer dan menggunakan manual. Perbedaan antara kedua desain tersebut adalah penyusunan peralatan yang dianggap paling prioritas digunakan. Setelah mengkaji ulang permasalahan tersebut ternyata staf tata usaha di program Diploma Agroindustri lebih sering menggunakan komputer sehingga desain tata letak menggunakan komputer (Gambar 3) lebih mempunyai efektifitas tinggi dari pada desain untuk bekerja dengan manual/menulis (Gambar 4).

Dimensi-dimensi fungsional diperoleh dengan cara pengukuran langsung dari pada data statis. Misalnya, gerakan menjangkau, mengambil sesuatu, mengoperasikan suatu alat adalah suatu hal yang sukar untuk didefinisikan.

a. Daerah kerja horizontal

Daerah normal ditandai dengan lengan bawah yang berputar pada bidang horizontal dengan siku tetap, sedangkan daerah maksimum ditandai dengan lengan di rentangkan keluar dan diputar sekitar bahu.

b. Ketinggian permukaan kerja dari atas lantai

Ada dua macam dasar untuk menentukan ketinggian permukaan kerja :

1. meja yang tepat untuk bekerja sambil duduk

2. meja yang disesuaikan hanya untuk pekerjaan sambil duduk.

image005




Gambar 3. Tata Letak Peralatan Meja Kerja Untuk Pekerjaan Komputer

Pada Gambar 4 terlihat garis lengkung kecil dan besar yang menunjukkan area kerja normal dan maksimal pekerja. Area kerja normal merupakan area kerja yang digunakan untuk bekerja, sehingga seluruh peralatan kerja utama harus ada dalam area ini seperti keyboard, mouse, permukaan layar monitor. Sedangkan untuk peralatan penunjang yang tidak utama, dimasukkan dalam area kerja maksimal, seperti CPU, printer, speaker, tumpukan kertas. Dalam area ini, tangan cukup untuk menjangkau saja. Berbeda dengan pekerjaan menggunakan komputer, untuk bekerja secara manual (menulis), peralatan yang diperlukan dalam area kerja normal adalah buku, tumpukan kertas, dan tempat pensil. Peralatan yang lain merupakan peralatan penunjang sehingga diletakkan dalam area kerja maksimal (Gambar 3).

Text Box: CPU
Text Box: Tumpukan Buku

Monitor

image008 image009


image010

image011

Tumpukan

Kertas



Area Mouse



Keyboard



Gambar 4. Tata Letak Peralatan Meja Kerja Untuk Pekerjaan Menulis

Peralatan kerja penunjang berbeda-beda untuk setiap jenis pekerjaan dan setiap pekerja. Untuk itu hasil rancangan yang diperoleh sangat spesifik untuk pekerja staf tata usaha D III Agroindustri. Akan tetapi dimensi area kerja normal dan maksimal yang digambarkan dengan garis lengkung di Gambar 3 dan 4 dapat digunakan secara umum untuk seluruh pekerja yang data antropometrinya sesuai. Jika disadari bahwa perancangan suatu produk juga dilakukan oleh manusia, maka perancangan sistem manusia-mesin juga tidak lepas dari faktor-faktor manusia karena sebagian dari kesalahan-kesalahan kerja yang terjadi disebabkan oleh rancangan produk yang tidak mempunyai kompatibilitas dengan manusia yang menanganinya. Karena itu seorang perancang produk mempunyai peran besar dalam mengurangi risiko bahaya akibat kesalahan kerja.

Memang kesalahan adalah manusiawi, tetapi penelitian lebih jauh menunjukkan bahwa kesalahan manusia banyak disebabkan kesalahan rancangan produk. Ini menunjukkan bahwa kesalahan manusia berawal pada perancangannya yang ‘tidak manusiawi’ dan berakibat pada tahap pemakaiannya sebagaimana juga pada perawatannya. Mengingat perancangan tata letak peralatan sangat berhubungan dengan kenyamanan, dan tingkat kebosanan, maka diharapkan dengan menggunakan desain tata letak yang sesuai, kenyamanan kerja dapat dicapai dan kebosanan dapat ditekan. S istem kerja dengan memperhatikan postur kerja dan metode kerja yang baik dapat menekan terjadinya kelelahan dan kebosanan pada diri pekerja.

KESIMPULAN

Telah diperoleh dua desain tata letak peralatan kerja yang ergonomis bagi staf tata usaha di program D III Agroindustri, yaitu desain untuk bekerja menggunakan komputer dan manual untuk menulis. Desain yang diterapkan sebaiknya disesuaikan dengan tugas utama pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

(1) Sutalaksana, IZ. Ruhana A. dan John, H.T. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Jurusan Teknik Industri ITB; 1979.

(2) Pheasant,S.T. Antropometri Ergonomics and Design. London : Thylor and Francis; 1988.

(3) Huchingson, R. Dale.New Horizons for Human Factor in Design. Mc Graw Hill Inc USA; 1981

(4) Barnes, R.M. Motion and Times Study. John Willey and Sons, Singapore; 1980

(5) Madyana, A.M. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Yogyakarta : Fakultas Teknik Industri , Universitas Atmajaya Yogyakarta; 1996.

(6) Nurmianto, Eko. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Pertama. Jakarta : Guna Widya; 2003.

(7) Sastrowinoto. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergnomi. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindom; 1985.