Jumat, 06 April 2012

Paku di Pagar

Anton adalah seorang anak yang memiliki tabiat yang kurang baik. Gampang sekali marah, memaki, ataupun mengomel, kepada siapa saja.

Suatu hari ayahnya memberikan sekantung paku seraya berpesan, setiap kali Anton marah, memaki atau mengomel, ia harus menancapkan sebuah paku pada kayu pagar belakang rumah.

Di hari pertama saja, Anton menancapkan 27 paku.

Hari demi hari berikutnya ia mampu mengurangi jumlah paku yang mesti ditancapkan.

Lama-lama ia menjadi sadar, bahwa ternyata lebih mudah mengendalikan emosinya daripada harus menancapkan paku di pagar belakang rumah.

Ia melaporkan hal itu pada sang ayah.

Setelah itu ayahnya menyarankan, mulai sekarang Anton diharuskan mencopot kembali satu paku setiap kali ia berhasil mengendalikan emosinya.

Pada akhirnya Anton berhasil mencopot semua paku yang tertancap pada kayu pagar tersebut.

Sang ayah kemudian menggandeng Anton melihat pagar kayu.

"Kau telah melakukan sesuatu yang baik anakku. Namun, lihatlah kayu besar ini sekarang berlubang-lubang, tidak mulus lagi. Inilah cermin hidup.

Setiap kemarahan, kegusaran, akan menimbulkan bekas luka di hati orang. Persis seperti bekas-bekas lubang paku pada kayu ini.

Betapapun kita berkali-kali minta maaf, luka itu masih ada."


"Setiap kemarahan akan membuatmu menjadi lebih kecil, sementara memaafkan akan mendorongmu untuk berkembang jauh melebihi ukuranmu."

Jumat, 02 Desember 2011

angkutan trans jogja vs bus reguler

Saat ini, transportasi sangat berkembang pesat, terutama di bidang angkutan umum. Dalam angkutan jalan raya,kita mengenal adanya moda transportasi bus kota. Meskipun keadaan saat ini yang sangat banyak akan kendaraan pribadi, moda ini masih sangat dibutuhkan terutama di kota besar seperti Yogyakarta. Oleh karena itu, pelayanan bus masih sangat diharapkan agar mampu melayani seluruh komponen masyarakat yang akan menggunakan moda ini sebagai alat transportasi mereka. Diharapkan dengan adanya system pelayanan yang baik, maka sedikit demi sedikit moda ini dapat menggeser tren transportasi yang masih sangat diminati, yakni melalui kendaraan pribadi.

Dalam penelitian pelayanan angkutan umum, dilakukan dalam 2 tahap, yakni menaiki dua bus yang berbeda antara waktu berangkat dan pulang dengan rute perjalanan Kamus Teknik UGM – Ambarrukmo Plaza. Pada saat berangkat kami menggunakan bus Trans Jogja dan saat pulang kami menggunakan bus regular. Banyak sekali fenomena dan hal yang terjadi sebagai bentuk hasil daripada penelitian yang dilakukan.

Dalam proses keberangkatan menuju Amplaz dengan menggunakan moda bus Trans Jogja, kami merasakan berbagai hal. Salah satunya waktu yang sangat lama, bahkan hingga satu jam. Hal ini dikarenakan rutenya yang mengharuskan banyak sekali memutar jalan yang sama, sehingga jalan yang tadinya telah dilewati harus melewati kembali hanya berubah arah. Padahal rute yang kmai naiki bisa menjadi salah satu rute yang ramai digunakan karena merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi termasuk mahasiswa. Lalu, pada saat menunggu bus Trans Jogja yang akan kami naiki maupun saat transit, tempat yang tersedia untuk menunggu masih sangat sempit bahkan keluar dari halte Trans Jogja hanya untuk menunggu bus yang akan kami naiki. Hal ini menjadikan kami agak tidak nyaman terhadap pelayanan yang diberikan. Kemudian di dalam bus tersebut, kondisinya yang sudah lama serta perawatan yang kurang, sehingga fasilitas yang ada di dalam, seperti kursi dan pendingin yang ada agak tidak nyaman untuk digunakan. Tingkat pelayanan yang diberikan selama perjalanan oleh pegawai Trans Jogja mengalami tren yang menurun dibanding pelayanan yang diberikan beberapa tahun yang lalu. Namun demikian, pelayanan yang diberikan masih baik dan permasalahan yang sering terjadi di bus misalnya ada berbagai pelecehan, tindak criminal dan mengganggu kemacetan karena berhenti di sembarang tempat sudah tidak ada, sehingga menunjang minat masyarakat dalam menggunakan moda bus Trans Jogja ini.

Dalam perjalanan pulang kami menggunakan bus kota regular dengan rute perjalanan yang sebaliknya yakni Ambarrukmo Plaza – Kampus Teknik UGM. Kami menggunakan bus kota trayek 7A dengan perjalanan satu tujuan tanpa melewati masa transit. Saat perjalanan pulang, waktu yang ditempuh sangat cepat disbanding saat keberangkatan, dimana dengan waktu kurang dari 30 menit kami telah sampai kembali ke kampus Teknik UGM. Lalu, fasilitas yang ada di dalam bus tersebut masih nyaman,meskipun dari sisi fasilitas memang masih sangat kurang dibandingkan dengan Trans Jogja, namun kenyamanan masih cukup baik mengingat bus regular ini secara garis besar perawatannya yang sangat kurang sehingga sebagian besar bus kota memiliki fasilitas yang agak tidak nyaman.Kemudian di saat perjalanan, masalah pada bus kota juga masih terjadi terutama menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan, bahkan saat berada di jalur cepat seperti di jalan Ring Road Utara, bus ini masih dapat berhenti ddan menaikkan penumpang tanpa memikirkan kondisi jalan tersebut yang memang sangat berbahaya jika tiba-tiba berhenti. Kemudian adanya suoir tembak masih sangat dirasakan, dengan adanya pergantian supir, apalagi hal itu terjadi saat bus masih berjalan,Tentu saja hal ini menjadikan penumpang sempat sangat khawatir di dalamselama pergantian supir bus tersebut. Hal itu terjadi di sekitar gedung MM jalan Kaliurang.Pelayanan terhadap orang tua yang lemah (manula) masih kurang,dimana tidak adanya fasilitas yang menunjang kenyamanannya.

Kamis, 01 Desember 2011

ALAT PENYEBERANGAN JALAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT KESELAMATAN LALU LINTAS

ALAT PENYEBERANGAN JALAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT KESELAMATAN LALU LINTAS

Dalam transportasi, kita mengenal adanya keselamatan terutama dalam keselamatan lalu lintas. Sebagai salah satu pengguna jalan, pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat rawan dalam keselamatan itu sendiri. Banyak kasus di lapangan yang terjadi karena terbenturnya konflik antara pejalan kaki dan kendaraan. Angka kecelakaan yang mencederai pejalan kaki yang menyeberang jalan relatif tinggi. Maka, untuk mengurangi atau meminimalkan konflik tersebut, maka perlu diambil langkah untuk melindungi pejalan kaki pada saat menyeberang jalan.

Dalam modul Wikipedia, terdapt empat sarana penyeberangan terutama untuk pejalan kaki, yakni sarana Zebra Cross, Pelikan Crossing, Jembatan penyeberangan, dan terowongan penyeberangan. Zebra cross merupakan tempat penyeberangan di jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan, dinyatakan dengan marka jalan berbentuk garis membujur berwarna putih dan hitam yang tebal garisnya 300 mm dan dengan celah yang sama dan panjang sekurang-kurangnya 2500 mm.Peliccan crossing Merupakan fasilitas penyeberangan yang dilengkapi dengan lampu lalu lintas. Biasanya dilengkapi dengan tombol untuk mengaktifkan lampu lalu lintas, bila tombol dipencet maka beberap saat kemudian lampu bagi pejalan kaki diaktifkan dan menjadi hijau bagi pejalan kaki, dan merah untuk lalu lintas kendaraan. Jembatan penyeberangan orang disingkat JPO adalah fasilitas pejalan kaki untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.Terowongan penyeberangan mirip dengan jembatan penyeberangan namun terowongan ini terletak di dalam tanah untuk menyeberang